A.
JUDUL
DAN PENGARANGNYA
Judul : Senyum Karyamin
Pengarang : Ahmad Tohari
B.
SINOPSIS
Suatu pagi ditempatnya biasa
bekerja, Karyamin sudah jatuh dua kali karena tergelincir. Ketidak seimbangan
tubuhnya untuk memanggul beban batu dipundaknya, serta keadaannya yang sejak
tadi perutnya belum terisi apapun menmbah bebannya. Teman satu pekerjaannya, Sarji,
justru menertawakan apa yang dialami Karyamin. Hal demikian memang sering
dilakukan antara teman yang lain. Sebenarnya Sarji cemburu terhadap apa yang
dimiliki oleh Karyamin, yaitu istrinya yang cantik. Terkadang walaupun Karyamin
sedang bekerja, namun pikirannya tertuju pada istrinya yang berada di rumah. Karyamin bingung
jika nanti petugas bank harian datang ke rumahnya untuk menagih. Apalagi
tengkulak yang membawa batunya, selama setengah bulan belum datang untuk
memberinya bayaran. Teman Karyamin tetap saja bercanda tentang perempuan yang
menyeberang dengan tetap menggoda Karyamin yang sedari tadi hanya terdiam dan
tertunduk. Walaupun demikian Karyamin tetap tersenyum. Melihat kondisi
Karyamin, Saidah yang mulai menata dagangannya menawari Karyamin sesuatu. Namun
Karyamin menolahnya dan hanya meminta segelas air saja. Karyamin kasihan kepada
Saidah karena selama ini ia hanya berhutang kepada Saidah. Saat itu juga
Karyamin memutuskan untuk pulang ke rumah. Disepanjang perjalanan, Karyamin
merasakan perutnya yang dari tadi melilit dan dengan pandangan matanya yang
seakan banyak kunang-kunang. Dari kejauhan, Karyamin melihat dua sepeda jengki
diparkir di rumahnya. Sebenarnya Karyamin tidak tahu betul mengapa ia harus
pulang. Namun setelah dipikirnya, ia teringa bahwa istrinya sedang meriang dan
tidak ada salahnya jika ia menemani istrinya tersebut. Dibayangkannya, istrinya
yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin
melihat seorang lelaki, dan ternyata lelaki tersebut adalah Pak Pamong. Pak
Pamong ke rumah Karyamin dengan tujuan untuk menagih iuran untuk menolong
orang-orang Afrika yang kelaparan di sana. Memang tinggal Karyaminlah yang
belum menyerahkan iuran tersebut di desanya. Namun kali ini Karyamin tidak
hanya tersenyum, melainkan tertawa terbahak mengetahui tujuan Pak Pamong ke
rumahnya. Karena yang ada di dalam pikirannya adalah mengapa ia harus membayar
iuran tersebut padahal ia sendiri kelaparan. Demikian kerasnya ia tertawa,
hingga merapuhkan keseimbangan tubuhnya. Karyamin jatuh terguling ke lembah karena
memang rumah Karyamin terletak di daerah perbukitan yang banyak tanjakan dan
turunan. Namun usaha Pak Pamong untuk menahan Karyamin agar tidak terjatuhpun
gagal, dan akhirnya Karyamin meninggal.
C.
GAGASAN
Gagasan yang dapat diambil dari
cerpen Senyuman Karyamin, yaitu kesabaran, kegigihan dan semangat seorang
pekerja penggali batu. Walaupun harus menahan rasa lapar dan haus ia tetap
bekerja, dan kadang harus terjatuh karena ketidakseimbangan tubuhnya untuk
mengangkat batu dipundaknya. Ia tetap bangun dan melanjutkan lagi. Tak jarang
juga, ia harus menjadi bahan tertawaan teman-temannya yang seringmenjahili dia.
Tapi dia tetap saja tersenyum. Ia juga harus menerima bahwa selama setengah
bulan tengkulak yang membawa batunya belum membayar upahnya, padahal dirumah
istrinya sedang sakit. Belum lagi bila nanti petugas bank harian datang untuk
menagih. Namun memang kesabaran ada batasnya, walaupun Karyamin terkenal bila
digoda oleh teman-temannya hanya tersenyum, kini ia dapat tertawa terbahak
ketika pamong desa menagih uang iuran untuk membantu masyarakat di Afrika
sedang ia sendiri juga merasa kelaparan.
Nilai keperdulian juga terdapat
dalam cerpen Senyuman Karyamin, yaitu ketika Saidah memperhatikan Karyamin nampak
lemas ia menawari Karyamin barang dagangannya dan menyuruh Karyamin untuk
istirahat saja. Sikap Saidah menunjukkan jiwa sosial Saidah yang tinggi.
Sebagai seorang yang begitu mngenal Karyamin, ia sangat perhatian dengan
Karyamin karena ia sangat mengerti keadaan Karyamin.
Sebagai pemerintah yang mempunyai
kewajiban mengayomi rakyatnya, harusnya mengetahui kondisi dan keadaannya. Kita
tidak boleh menyamaratakan orang yang satu dengan yang lain. Karena tidak akan
pernah sama. Seseorang yang biasanya sabar pun bisa berubah karena keadaan yang
dialaminya. Hal itu ditunjukkan pada tokoh Karyamin yang rumahnya didatangi
oleh pamong untuk meminta uang iuran. Sebagai perangkat desa, pamong tersebut
tidak mengerti dengan kondisi pada Karyamin tersebut dengan kondisi yang
terjadi pada Karyamin.