Senin, 25 April 2011

artikel

Kasta dalam bahasa
Bahasa memiliki kasta???
Sering kita mendengar istilah tingkat tutur (speech level). kalau kita kaji lebih dalam lagi mengenai bahasa, ternyata dalam bahasa itu terdapat tingkat tutur yang tanpa kita sadari, kita telah menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam tataran sosiolinguistik, membahas mengenai register yakni bahasa yang dibedakan berdasarkan kelompok pengguna bahasa. Misalnya saja bidang ekonomi, maka kata-kata yang digunakan juga mengenai seputar ekonomi (kas, debet, kredit, saldo, deposito, dsb). Dalam bidang politik terdapat pula (markus, parpol, dsb). Bidang hukum (perdata, pinada, UU, grasi,hakim, dsb ). Bidang pendidikan (guru, murid, belajar, mengajar, dsb ). Bidang pertanian (hama, tanaman, panen, pupuk, dsb). Berbagai bidang tersebut aka secara otomatis menggunakan kata-kata diatas. Sangat riskan jika kata bidang hukum digunakan pada saat membicarakan masalah ekonomi.
Tingkat tutur yang tidak asing bagi kita adalah dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa Jawa, terdapat bahasa ngoko dan krama. Bahasa ngoko biasa digunakan antara anak-anak dengan sesamanya, orang tua dengan anaknya. Sedangkan bahasa krama, digunakan dari anak kepada orang yang lebih tua, atau digunakan untuk orang yang memiliki kedudukan yang lebih btinggi misalnya lurah, walaupun lurah tersebt umurnya jauh lebih muda. Atau yang terlihat jelas yaitu dalam kehidupan Krato. Disana sangat dijunjung mengenai tingkat tutur. Tingkat tutur tersebut yang saya namakan dengan kasta. Maksud dari adanya tingkat tutur tersebut sebenarnya baik yaitu untuk menghormati atau menghargai ornag yang lebih tua, atau orang yang dituakan.
Jika kita membandingkan istilah kasta dalam bidang bahasa dengan kasta dalam masyarakat, sebenarnya tidak jauh berbeda. Namun jaman sekarang kehidupan masyarakat sudah tidak dibedakan lagi mengenai kasta. Apakah dia keturunan darah biru atau rakyat biasa, misalnya dalam bidang hokum semua mendapat hak yang sama. Kalau kita menengok ke jaman kerajaan, betapa kasihan rakyat biiasa yang mendapat perlakuan semena-mena dari penguasanya.
[4/4/2011]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar