Kamis, 22 September 2011

analisis sosial ekonomi cerpen mbok jah: karya umar kayam


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah

Karya sastra merupakan gambaran hasil rekaan seseorang dan menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang, dan keyakinan pengarang. Karya sastra lahir ditengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang ada disekitarnya(Pradopo, Rachmat Djoko,2007:61).
Bentuk karya sastra fiksi yang terkenal dewasa ini adalah novel dan cerita pendek (cerpen). Berdasarkan pertimbangan praktis, cerita pendek mewakili keseluruhan pembicaraan tentang prosa. Unsur cerpen yang paling menonjol adalah pendek, padat, dan padu.
Bentuk cerpen adalah bentuk yang paling digemari dalam dunia kesastraan Indonesia sesudah perang dunia kedua. Bentuk itu tidak saja digemari oleh pengarang yang dengan sependek itu bisa menulis dan mengutarakan pikiran yang duapuluh atau tiga puluh tahun sebelumnya misalnya. Umumnya pembacaan cerpen membutuhkan waktu yang lebih singkat.(Pamusuk,1983:25).:
Pamusuk Erneste(1983:29-30) membaga sejarah cerita pendek Indonesia menjadi empat dekade:
1.)    Dekade 30-an, yaitu masa pertumbuhan cerita pendek yang dimulai sekitar 30-an sampai awal 40-an. Dalan dekade ini kita temui beberapa penulis cerpen yang dianggap sebagai bapak cerpen, seperti Muhammad Kasim, Soeman HS, Armijn Pane, dan Idrus.
2.)    Dekade 40-an, yang meliputi masa antara tahun 1945 sampai dengan tahun 1955. dalam dekade ini, ditemui penulis-penulis cerpen seperti, Pramoedya, Achdiat K Miharja, Mochtar Lubis, Trisno Sumarjo, Asrul Sani, dansebagainya.
3.)    Dekade 50-an, yang meliputi penulis-penulis dari majalah kisah dan Sastra. Dari masa ini ditemui penulis cerpen seperti, Nugroho Notosusanto, Subagyo Sastrowardoyo, Riyono Pratikto, Nh. Dini, Trisno Yuwono, Ajip Rosidi, A.A Navis, dansebagainya.
4.)    Decade 60-an, yang meliputi masa antara tahun 1964 sampai sekarang, yaitu mereka yang rata-rata tumbuh dalam majalah Sastra Horison. Nama-nama mereka antara lain, Yatim, Umar Kayam, Budi Darma, Wilson Naedak, dansebagainya.
Cerita pendek merupakan suatu karya sastra yang mulai berkembang dalam dunia sastra Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya media cetak yang menempatkan kolomnya untuk cerpen, banyak buku-buku cerpoen terbit, baik yang ditulis oleh beberapa penilis maupun seorang penulis, dan muncul situs-situs yang memuat cerpen Indonesia(Doni anggoro, dalam Sumarlam,2008:84).
Cerita pendek dicirikan dengan beberapa hal seperti, secara fisik pendek, adanya sifat rekaan(Fiction), dan adanya sifat naratif atau penceritaan(Sunarto, dalam Sumarlam,2008:84-85). Bentuk fisik pendek bukan dengan kualifikasi halaman tertentu, tetapi mengarah kepada pemadatan isi. Sifat rekaan mengandaikan adanya suatu peristiwa,  apakah benar-benar terjadi atau hanya rekaan yang dijadikan dasar penulisan cerita, sedangkan sifat naratif mengharuskan cerpen tampil secara utuh sebagai suatu cerita namun singkat yang membedakannya dengan  sebuah berita jurnalistik yang informative, feature yang argumentative ataupun laporan perjalanan yang bersifat ekspresif.
Cerpen menarik untuk dikaji dan sekaligus merupakan tantangan karena komunikasi yang dibangun oleh karya sastra(cerpen) masih abstrak. Artinya apa yang ingin disampaikan oleh pengarang belum tentu sama dengan apa yang dipahami oleh pembaca(Aminudin, dalam Sumarlam, 2008: 85). Untuk memahami sebuah karya sastra tidak cukup mengetahui tentang makna kata-katanya saja tetapi harus dibekali juga pengetahuan sosial budaya bahasa yang digunakan, serta pemahaman terhadap masyarakat pemakai bahasa itu sendiri.
Banyak peneliti yang menggunakan cerpen sebagai objek kajian. Salah satu cerpen yang dapat dijadikan kajian yaitu cerpen yang berjudul “mbok Jah” karya Umar Kayam. Umar Kayam merupakan salah satu tokoh yang fenomenal dalam dunia sastra, khususnya cerpen.

  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah:
1.)    Bagaimana struktur bangun pada cerpen “mbok Jah” karya Umar Kayam?
2.)    Bagaimana kehidupan sosial ekonomi yang terkandung dalam cerpen “mbok Jah” karya Umar Kayam?
  1. Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka mafaat penulisan yang diharapkan antara lain:
1.)    Mejabarkan struktur bangun yang terdapat pada cerpen yang berjudul “mbok Jah” karya Umar Kayam.
Mendefinisikan kahidupan sosial ekonomi yang terkandung dalam cerpen “mbok Jah” karya Umar Kayam.


















BAB II
KAJIAN TEORI
A.    Teori Interteks
Dalam penelitian interteks akan terlihat lebih jauh bahwa karya berikutnya merupakan respons pada karya-karya yang terbit sebelumnya. Karena itu masuk akal kalau Cortius dalam bukunya Introduction to comparative study of Literatue menyatakan bahwa karya sastra adalah barisan teks atau himpunan teks. Penampilan suatu teks pada teks lain dapat dirumuskan: (a.) kehadiran teks secara fisik dalam teks yang lainnya, (b.) kahadiran teks dalam teks lain memmungkinkan hanya kesinambungan tradisi, sehingga pencipta sesudahnya jelas sudah membaca karya sebelumnya.(Endraswara, 2003: 132-133).
Pradopo(1997: 228) mengungkapkanprinsip dasar intertekstualitas bahwa karya hanya dapat dipahami maknanya secara utuh dalam kaitannya dengan teks lain yang menjadi hipogram. Hipogram adalah karya sastra terdahulu yang dijadikan sandaran berkarya. Hipogram tersbut bisa sangat halus dan juga dsangat kentara.
Hipogram karya sastra meliputi (1.) Ekspansi, yaitu perluasan atau pengembangan karya. Ekapansi tidak sekedar repetisi tetapi termasuk perubahan gramatikal dan perubahan jenis kata, (2) Konversi adalah pemutarbalikan hipogram atau matriksnya,(3) Modifikasi, adalah perubahan tataran linguistik, manipulasi urutan kata dan kalimat,(4) Ekserp, adalah semacam intisari dari  unsure atau episode dalam hipogram yang disadap oleh pengarang(Endraswara, 2003: 132).
Kajian intertekstual dimaksudkan sebagai kajian sejumlah teks yang diduga mempunyai bentuk-bentuk hubungan tertentu, misalnya untuk menemukan adanya hubungan-hubungan intrinsik seperti, ide, gagasan, peristiwa, penokohan, plot, dan gaya bahasa dalam teks yang dikaji. Tujuan kajian interteks itu sendiri adalah untuk memberikan perhatian makna secara lebih penuh terhadap karya tersebut(Teww, dalam Burha, 2000: 50).
Tidak ada tuturan tanpa hubungan dengan tuturan lain. Dua karya verbal, dua tuturan masuk kedalam suatu jenis hubungan semantic tertentu yang disebut hubungan dialogis. Tetapi tingkat derajat intertekstualitas tuturan tidaklah sama, ada tuturan yang kandungan intertekstualitasnya tinggi, rendah, atau tinggi(Bakhtin, dalam Faruk, 1994: 134-135).
B.Teori Semiotik
Semiotik adalah model penelitian sastra yang memperhatikan tanda-tanda. Tanda tersebut dianggap mewakili objek secara representative. Pierce dalam Endraswara(2003: 65) menawarkan system tanda yang harus diungkap. Memnurutny ada tiga faktor yang menentukan adanya tanda yaitu: tanda itu sendiri, hal yang ditandai, dan sebuah tanda baru yang terjadi dalam penerima tanda. Antara tanda dan yang ditandai ada kaitan yang repesentatisi(menghadirkan). Kedua tanda itu akan melahirkan interpretasi dibenak penerima. Hasil interpretasi ini merupakan tanda baru yang diciptakan oleh penerima pesan.
Menurut Pierce, dalam Burhan(2003: 65) ada tiga jenis tanda berdasarkan hubungan antara tanda dan yang ditandai, yaitu: (1) Ikon, yaitu tanda yang secara inheren memiliki kesamaan arti yang ditunjuk. Missal foto dengan orang, (2) Indeks, yaitu tanda yang mengandung hubungan kausal dengan apa yang ditandakan. Missal asap menandakan adanya api, (3) Simbol, yaitu tanda yang memiliki hubungan makna dengan yang ditandakan bersifat arbitrer, sesuai dengan konvensi  suatu lingkungan sosial tertentu. Missal bendera putih sebagai symbol adanya kematian.
  Istilah semiotik sering digunakan bersama dengan istilah semiologi. Biasanya semiotic lebih mengarah pada tradisi Saussuren yang diikuti oleh Pierce. Sedangkan semiologi banyak digunakan oleh Barthes. Baik semiotic maupun semiologi sebenarny merupakan cabang penelitian sastra atau lebih tepat sebuah pendekatan keilmuan. Keduanya merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara tanda-tanda berdasarkan kode-kode tertentu. Semiotic juga menganut dikotomi bahasa yang dikembangkan Desaussure yaitu karya sastra memiliki hubungan antara penanda(signifiant) dan petanda (signafie). Burhan(2003: 64)
C.Kehidupan Sosial dan Ekonomi
1. Sosial
Sosial berarti segala sesuatu mengenai masyarakat, kemasyarakatan, suka memperhatikan kepentingan umum, suka menolong, menderma dan sebagainya(KBBI, 2005: 499)
Sejak dilahirkan, manusia hidup didalam suatu lingkungan tertentu yang menjadi wadah dalam kehidupannya, yang disebut masyarakat. Masyarakat merupakan system sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau element yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan. Lingkungan tersebut merupakan keseluruhan daripada kondisi maupun benda yang ditempati manusia dan yang mempengaruhi kehidupan manusia. Kehidupan manusia sangat dipengaruhi oleh subsistem biofisik maupun subsistem sosialnya(Soerjono, 1982: 1-2).
Ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dalam masyarakat disebut dengan sosiologi. Sosiologi menyoroti secara tajam mengenai hubungan manusia, golongan, ras, asal, dan kemajuannya, serta bentuk dan kewajibannya. Sosiologi diterjemahkan menjadi ilmu kemasyarakatan yang berkenaan dan mencakup hubungan antara seorang dengan seorang, perseorangan dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok( Soerjono, 1982: 2-3).
2. Ekonomi
Ekonomi berarti pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, pemasukan dan pemakaian barang serta kekayaan, penghematan, menjalankan usaha menurut ajaran ekonomi(KBBI, 2005: 128 ).
Ilmu Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempersoalkan kebutuhan dan pemuasan kebutuhan ekonoomi, yang mencakup kekayaan materiil(Winardi,1986: 6).
Winardi,(1986: 9) menyebutkan dalam suatu postulat ekonomi”tidak ada seorangpun dapat menerka masa yang akan datang dengan sempurna. Masa depan yang berubah dan tidak dapat diramalkan berarti bahwa kegunaan atau nilai sumber-sumber akan berubah dengan cara yang tidak diduga. Tidak dapat dihindari bahwa sumber-sumber daya tertentu akan menjadi lebih berharga, sedang sumber-sumber daya yang lain akan menurun nilainya”. Dalam kenyataannya kehidupan masyarakat berhubngan sangat erat dengan kebutuhan ekonomi.





BAB III
ANALISIS STRUKTUR PADA CERPEN “MBOK JAH”
 KARYA UMAR KAYAM
Stanton,(2007: 7-22) membedakan unsure pembangun fiksi menjadi tiga bagian yaitu, tema, fakta-fakta cerita, dan sarana sastra.
    1. Tema
Tema merupakan aspek cerita yang sejajar dengan ‘makna’ dalam pengalaman manusia, sesuatu yang dijadikan pengalaman begitu diingat. Ada banyak cerita yang menggambarkan dan menelaah kajadian atau emosi yang dialami manusia seperti, cinta, derita, rasa takut, kedewasaan, keyakinan, pengkhianatan terhadap diri sendiri, disilusi, atau bahkan usia tua. Fungsi tema sepenuhnya teklah diketahui, namun identitas tema sendiri masih kabur dari pandangan. Tema menyorot dan mengacu pada aspek-aspek kehidupan sehingga nantinya akan ada nilai-nilai tertentu yang melengkapi cerita.
Dalam cerpen “mbok Jah” memaparkan tentang kahidupan seorang wanita tua yang berasal dari keluaga kurang mampu dan mengabdikan diri sebagai seorang pembantu di keluarga yang sederhana selama berpuluh-puluh tahun.
    1. Fakta-fakta Cerita
Karakter, alur, dan latar merupakan fakta-fakta cerita. Elemen-elemen ini berfungsi sebagai catatan kejadian imajinatif dari sebuah cerita. Jika dirangkum menjadi satu, semua elemen ini dinamakan ‘struktur faktual’ cerita. Struktur factual adalah cerita yang disorot dari satu sudut pandang.
            a. Karakter dan Penokohan
Tokoh cerita(karakter) menurut Abrams(dalam Burhan,2007:165),adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Tokoh  dalam cerpen “mbok Jah”, yaitu:
1. Mbok Jah
Mbok Jah merupakan tokoh utama dalam cerpen” mbok Jah”. Tokoh mbok Jah merupaka tokoh yang paling banyak diceritakan dan menjadi pusat penceritaan. Hal tersebut dapat terlihat pada:
·         Sudah dua tahun mbok Jah tidak berkunjung ke rumah bekas majikannya.
·         Mbok Jah tetap memelihara hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga Mulyono.
·         Waktu mbok Jah sudah merasa semakian renta, tidak sekuat seperti sebelumnya mbok Jah merasa dirinya menjadi beban keluarga Mulyono.
·         Setiap mbok Jah pulang ke desanya, mbok Jah selalu kesulitan untuk melepaskan dirinya dari pelukan Kedono dan Kedini.
·         Keluarga Mulyono bekas majikan mbok Jah, berkunjng ke rumah mbok Jah.
·         Mbok Jah menyiapkan makanan untuk keluarga Mulyono yang berkunjung ke rumah mbok Jah.
·         Mbok Jah mengingatkan majikannya untuk tidak menyetir saat hujan, karena akan susah saat mengemudi.
2.Kedono dan Kedini
Tokoh Kedono dan Kedini merupakan tokoh tambahan dalam cerpen “mbok Jah”. Kehadiran tokoh Kedini dan Kedonodalam cerpen mendukung tokoh utama yaitu mbok Jah. Hal tersebut dapat terlihat pada:
·         “Wah, sepi lho mbok kalau tidak ada kamu. Lagi siapa yang dapat bikin sambal trasai yang begitu sedap dan mlekok  selain kamu mbok”. Tukas Kedini dan Kedono.
·         Bahkan Kedono dan Kedini selalu rela untuk ikut menemani mbok jah duduk ngelesot di halaman masjid kraton untuk mendengarkan suara gamelan sekaten yang hanya berbunyi tang-tung-tang-tung-grombyang itu.
·         Anak kembar laki-laki perempuan itu, meski sudah mahasiswa selalu saja menundukkan diri mereka pada embok tua mereka itu.
·         Kedono dan Kedini yang ingin membantu mbok Jah untuk memasak nasi tiwul ditolak oleh mbok Jah, mereka hanya menyaksikan mbok Jah memasak.  



b.Alur atau plot
Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa-peristiwa dalam sebuah cerita. Alur merupakan tulang punggung cerita. Berbeda dengan elemen-elemen lain, alur dapat membuktikan dirinya sendiri meskipun jarang diulas dalam analisis.
Dalam cerpen “mbok Jah” menggunakan  alur sorot balik(Flash-Back). Cerpen mbok Jah mengungkapkan cerita dimulai dari tahap tengah yang menjadi klimaks cerita. Kemudian ditunjukkan awal cerita sebelum cerita memuncak dan cerita akhir. Alur dapat digambarkan:
C1                     A                         B                     C2                          D
C1 berupa awal penceritaan yang berintikan selama dua tahun mbok Jah tidak berkunjung ke rumah bekas majikannya di kota. A dan B merupakan peristiwa-periatiwa selama mbok Jah masih bekerja di rimah keluarga Mulyono dan keputusan mbok Jah untuk berhenti menjadi pembantu karena usianya. C2 merupakan penegasan peristiwa  ketika selama dua tahun mbok Jah tidak berkunjung ke rumah bekas majikanny tersebut. Sedangkan D berupa kelanjutan peristiwa awal dari C1 yang berintikan kepedulian keluaga Mulyono pada mbok Jah.



































DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2002. Sosiologi, Skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi Aksara.
Al-Ma’ruf, Ali Imron. 2010. Dimensi Sosial Keagamaan dalam Fiksi Indonesia Modern.  Solo: Smart Media.
Endraswara, Suwandi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka               Widyatama.
Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gani, Rizanur. 1988. Pengajaran Sastra Indonesia, Respond an Analisis. Padang: Dian Dinamika Press.
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Nurhan, Kenedi. 2001. Mata yang Indah, Cerpen Pilihan Kompas 2001. Jakarta: Gramedia.
Pradopo, Rachmad Djoko. 1997. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soekanto, Soerjono. 1982. Teori Sosiologi Tentang Sosiologi dalam Masyarakat. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suharso dan Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi Lux. Semarang: Widya Karya.
Sumarlam dkk. 2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.
Toer, Pramudya Ananta. 1994. Cerita dari Blora. Yogyakarta: Hasta Mitra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar