Sabtu, 24 September 2011

senyum karyamin



A.    JUDUL DAN PENGARANGNYA
Judul         : Senyum Karyamin
Pengarang : Ahmad Tohari

B.     SINOPSIS
Suatu pagi ditempatnya biasa bekerja, Karyamin sudah jatuh dua kali karena tergelincir. Ketidak seimbangan tubuhnya untuk memanggul beban batu dipundaknya, serta keadaannya yang sejak tadi perutnya belum terisi apapun menmbah bebannya. Teman satu pekerjaannya, Sarji, justru menertawakan apa yang dialami Karyamin. Hal demikian memang sering dilakukan antara teman yang lain. Sebenarnya Sarji cemburu terhadap apa yang dimiliki oleh Karyamin, yaitu istrinya yang cantik. Terkadang walaupun Karyamin sedang bekerja, namun pikirannya tertuju pada istrinya yang berada sirumah. Karyamin bingung jika nanti petugas bank harian datang ke rumahnya untuk managih. Apalagi tengkulak yang membawa batunya, selama setengah bulan belum datang untuk memberinya bayaran. Teman Karyamin tetap saja bercanda tentang perempuan yang menyeberang dengan tetap menggoda Karyamin yang sedari tadi hanya terdiam dan tertunduk. Walaupun demikian Karyamin tetap tersenyum. Melihat kondisi Karyamin, Saidah yang mulai menata dagangannya menawari Karyamin sesuatu. Namun Karyamin menolahnya dan hanya meminta segelas air saja. Karyamin kasihan kepada Saidah karena selama ini ia hanya berhutang kepada Saidah. Saat itu juga Karyamin memutuskan untuk pulang ke rumah. Disepanjang perjalanan, Karyamin merasakan perutnya yang dari tadi melilit dan dengan pandangan matanya yang seakan banyak kunang-kunang. Dari kejauhan, Karyamin melihat dua sepeda jengki diparkir di rumahnya. Sebenarnya Karyamin tidak tahu betul mengapa ia harus pulang. Namun setelah dipikirnya, ia teringa bahwa istrinya sedang meriang dan tidak ada salahnya jika ia menemani istrinya tersebut. Dibayangkannya, istrinya yang sedang sakit harus menghadapi dua penagih bank harian. Padahal Karyamin melihat seorang lelaki, dan ternyata lelaki tersebut adalah Pak Pamong. Pak Pamong ke rumah Karyamin dengan tujuan untuk menagih iuran untuk menolong orang-orang Afrika yang kelaparan disana. Memang tinggal Karyaminlah yang belum menyerahkan iuran tersebut di desanya. Namun kali ini Karyamin tidak hanya tersenyum, melainkan tertawa terbahak mengetahui tujuan Pak Pamong ke rumahnya. Karena yang ada di dalam pikirannya adalah mengapa ia harus membayar iuran tersebut padahal ia sendiri kelaparan. Demikian kerasnya ia tertawa, hingga merapuhkan keseimbangan tubuhnya. Karyamin jatuh terguling ke lembah karena memang rumah Karyamin terletak di daerah perbukitan yang banyak tanjakan dan turunan. Namun usaha Pak Pamong untuk menahan Karyamin agar tidak terjatuhpun gagal, dan akhirnya Karyamin meninggal.

C.    GAGASAN
Gagasan yang dapat diambil dari cerpen Senyuman Karyamin, yaitu kesabaran, kegigihan dan semangat seorang pekerja penggali batu. Walaupun harus menahan rasa lapar dan haus ia tetap bekerja, dan kadang harus terjatuh karena ketidakseimbangan tubuhnya untuk mengangkat batu dipundaknya. Ia tetap bangun dan melanjutkan lagi. Tak jarang juga, ia harus menjadi bahan tertawaan teman-temannya yang seringmenjahili dia. Tapi dia tetap saja tersenyum. Ia juga harus menerima bahwa selama setengah bulan tengkulak yang membawa batunya belum membayar upahnya, padahal dirumah istrinya sedang sakit. Belum lagi bila nanti petugas bank harian datang untuk menagih. Namun memang kesabaran ada batasnya, walaupun Karyamin terkenal bila digoda oleh teman-temannya hanya tersenyum, kini ia dapat tertawa terbahak ketika pamong desa menagih uang iuran untuk membantu masyarakat di Afrika sedang ia sendiri juga merasa kelaparan.
Nilai keperdulian juga terdapat dalam cerpen Senyuman Karyamin, yaitu ketika Saidah memperhatikan Karyamin nampak lemas ia menawari Karyamin barang dagangannya dan menyuruh Karyamin untuk istirahat saja. Sikap Saidah menunjukkan jiwa sosial Saidah yang tinggi. Sebagai seorang yang begitu mngenal Karyamin, ia sangat perhatian dengan Karyamin karena ia sangat mengerti keadaan Karyamin.
Sebagai pemerintah yang mempunyai kewajiban mengayomi rakyatnya, harusnya mengetahui kondisi dan keadaannya. Kita tidak boleh menyamaratakan orang yang satu dengan yang lain. Karena tidak akan pernah sama. Seseorang yang biasanya sabar pun bisa berubah karena keadaan yang dialaminya. Hal itu ditunjukkan pada tokoh Karyamin yang rumahnya didatangi oleh pamong untuk meminta uang iuran. Sebagai perangkat desa, pamong tersebut tidak mengerti dengan kondisi pada Karyamin tersebut dengan kondisi yang terjadi pada Karyamin.


JUDUL DAN PENGARANGNYA
Judul         : Wangon Jatilawang
Pengarang : Ahmad Tohari

A.    SINOPSIS
Wangon dan Jatilawang merupakan kota kecamatan. Jarak keduanya tujuh kilometer atau lebih. Sulam berjalan menempuh jarak tersebut pulang pergi. Pagi ke Wangon dan sore ke Jatilawang atau sebaliknya. Sulam memang sering singgah dan berteduh ke rumah tokoh aku. Anak-anak tokoh aku pun menjadi terbiasa apabila Sulam ke rumahnya. Sulam memang seseorang yang mengalami keterbelakangan mental. Siapapun yang tinggal diantara Wangon dan Jatilawang mengenal Sulam. Tetapi tidak semua orang yang tinggal antara Wangon dan Jatilawang tidak suka bersahabat dengan Sulam. Bahkan emak tokoh aku sering marah ketika melihat Sulam menginap di rumahnya. Emahnya menganggap bahwa rumah siapa saja yang sering disinggahi orang semacam Sulam bisa apes. Tak ada wibawa dan ejeki juga tidak mau datang. Dua orang tamu tokoh aku juga heran ketika melihat Sulam berada di rumahnya, dan terlihat begitu akrab. Tentulah tamunya bertanya-tanya tentang siapa dan mengapa Sulam, tetapi tokoh aku hanya tersenyum. Tokoh aku kemudian bercerita kepada kedua tamunya. Ketika tokoh aku mengadakan kenduri, Sulam datang ke rumahnya, kemudian Sulam diajak kenduri bersama yang lain, tetapi tetangganya menjauh. Kedua tamu tokoh aku pulang dalam keadaan masih heran. Ketika memasuki bulan puasa, Sulam tetap singgah di rumah tokoh aku, tetapi Sulam nampak berubah. Sulam kelihatan malu ketika menyantap nasi yang diberikan oleh tokoh aku. tokoh aku menjanjikan kepada Sulam, bahwa ia akan memberikan pakaian baru, sebelum lebaran. Namun tokoh aku menyesal yang begitu dalam, ketika mendengar kabar dari seorang tukang becak bahwa Sulam telah meninggal akibat tergilas truk dibatas kota Jatilawang. Yang ia sesalkan adalah kenapa pakaian itu tidak langsung ia berikan ketika Sulam telah berkali-kali memintanya. Menjelang pagi di hari lebaran, bayangan tokoh aku bahwa Sulam datang kembali ke rumahnya untuk meminta apa yang ia janjikan.

B.     GAGASAN
Gagasan yang dapat dimabil dari cerpen Wangon Jatilawang yaitu nilai sosial yang nampak jelas. Sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, kita tidak boleh membeda-bedakan hanya karena keterbelakangan mental. Justru kita sebisa mungkin untuk menolongnya dengan apa yang kita miliki. Banyak masyarakat yang tidak bisa menerima orang lain yang cacat dan justru menjauhinya bahkan mengejeknya. Hal tersebut nampak pada cerpen, yaitu ketika tokoh bernama Sulam yang memiliki keterbelakangan mental, dijauhi waktu Sulam diajak kenduri bersama di rumah tokoh aku, yang saat itu banyak orang di rumahnya untuk kenduri, mereka justru menjauhi Sulam.
Jika kita mempunyai janji pada seseorang, sebaiknya segera menepatinya karena jika terjadi hal-hal yang diluar dugaan maka akan terjadi penyesalan. Dan tidak mungkin akan dapat terulang. Kita juga tidak boleh menganggap remeh seseorang. Hal itu nampak pada tokoh aku yang menjanjikan kepada Sulam akan diberi baju baru menjelang lebaran. Namun setiap kali Sulam menagih janji tersebut, tokoh aku hanya menjawab “nanti”. Tokoh aku sangat menyesal ketika mendengar berita bahwa Sulam telah meninggal karena tergilas truk.

2 komentar:

  1. Bagus ini, bermanfaat buat Tugas..

    BalasHapus
  2. terimakasih share ilmunya
    sungguh sangat bermanfaat untuk referensi saya.
    terimakasih mbak.

    BalasHapus