Jumat, 23 September 2011

Aspek Penyulihan (Substitusi) Rubrik Opini Surat Kabar Harian Solopos Edis Kamis 17 Maret 2011


A 310 080 053
Abstrak
Aspek penyulihan (substitusi) rubrik  opini surat kabar harian solopos edisi kamis 17 maret 2011
Siti Ruqoyyah, A 310 080 053, Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan aspek penyulihan (substitusi) yang terdapat pada rubrik opini surat kabar harian solopos edisi Kamis 17 Maret 2011. Penelitian ini menggunakan metode simak, simak bebas libat cakap, dan metode agih.
Objek dalam penelitian ini berupa pemakaian penanda hubungan pada rubrik opini surat kabar harian solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011. Hal yang dikaji dalam penelitian ini adalah penyulihan (substitusi).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan penanda hubungan substitusi pada rubrik opini surat kabar harian solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 meliputi (1) substitusi verbal, (2) subtitusi frasal, dan (3) substitusi klausal. Hubungan penanda substitusi dalam rubrik opini menunjukkan ketepatan. Hal ini dibuktikan dengan unsur terganti dapat diganti unsur pengganti.

Kata kunci : substitusi, kohesi, agih, verbal, nominal, frasal, klausal







PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai mahkluk sosial memerlukan orang lain dalam hidupnya. Untuk dapat mempermudah hubungan antar manusia, diperlukan komunikasi antara satu dengan yang lain. Komunikasi antarmanusia dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Bahasa tidak hanya barupa bahassa lisan, tetapi juga tulis. Salah satu bahasa tulis yang dapat digunakan untuk berkomunikai yaitu dalam bentuk wacana. Wacana merupakan serangkaian paragraf  yang disusun untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi bagi pembaca atau penyimak. Kohesi atau kepaduan dalam wacana harus muncul dari isi wacana, tetapi banyak sekali daripada yang dirasakan penyimak atau pembaca harus muncul dari cara pengaturan wacana itu.
Hubungan unsur yang membentuk kesatuan antarkalimat dan makna dalam suatu wacana. Unsur pendukung wacana dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti kata, frasa, klausa, dan kalimat. Agar menjadi sebuah wacana yang utuh, dituntut adanya tataran dan jalinan yang erat antara satu unsur dengan unsur lainnya. Dengan demikian, tercipta keselarasan dan kepaduan hubungan antarunsur dalam wacana. Sehingga diperlukan alat-alat penghubung seperti kata tunjuk, kata penghubung, dan sebagainya sebagai penanda hubung dan penanda kohesi.
Penanda kohesi sebagai bagian dari wacana tidak hanya berkedudukan sebagai alat hubung unit struktur mempunyai fungsi semantik. Wacana yang kohesif akan membawa pengaruh pada kejelasan hubungan antara satuan bentuk kebahasaan yang satu dengan yang lain sehingga ide dalam wacana lebih terarah dan utuh. Fungsi penanda kohesi yang secara formal hadir sebagai alat penjalin keselarasan dan kepaduan hubungan berimplikasi pada kelancaran pemahaman wacana.
Selain digunakan sebagai sarana dan media komunikasi antaranggota masyarakat, bahasa juga dapat digunakan dalam berbagai bidang. Salah satu bidang yang memakai bahasa tulis adalah surat kabar. Surat kabar solopos adalah surat kabar yang memuat berita faktual yang jangkauannya sekitar solo dan sekitarnya. Surat kabar solopos berisi tentang rubrik-rubrik, salah satu diantaranya adalah opini. Surat kabar solopos sendiri diterbitkan setiap hari.
Penulis mengambil surat kabar solopos sebagai objek kajian dengan alasan surat kabar ini mudah dijangkau oleh kalangan masyarakat dan berita yang ditampilkan begitu menarik karena selalu aktual dan menjadi penyampai informasi kepada masyarakat yang cukup handal. Wacana yang terdapat pada rubrik opini surat kabar solopos sangat menarik untuk diteliti, karena bahasa yang digunakan dalam rubrik tersebut ditemukan penanda hubungan substitusi. Oleh karena itu, salah satu alasan mengapa peneliti meneliti hubungan substitusi adalah untuk mengetahui bentuk-betuk penanda hubungan substitusi  pada wacana rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.
Berdasarkan uraian, penulis ingin mengetahui bentuk-bentuk penanda substitusi yang terdapat pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis 17 Maret 2011. Pada penelitian ini, penulis mengangkat judul “Aspek penyulihan (substitusi) rubrik  opini surat kabar harian solopos edisi kamis 17 maret 2011”.
    
B.     Batasan Masalah
Pembatasan masalah merupakan hal yang sangat penting agar tidak terlalu meluas dan menyimpang dari masalah yang diteliti pada objek yang telah ditentukan. Objek dari penelitian ini adalah penanda kohesi substitusi wacana pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.

C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan maka dapat dirumuskan permasalahan: Bagaimana bentuk penanda kohesi  substitusi rubrik opini pada surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011?




D.    Tujuan Penulisan
Tujuan yang diharapkan dengan penelitian ini adalah untuk memaparkan aspek penyulihan (substitusi) pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.

E.     Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1.      Manfaat teoritis
a.       Dapat menambah perbendaharaan teori bidang bahasa.
b.      Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada peneliti lain mengenai jenis penanda hubungan substitusi.
2.      Manfaat praktis
a.       Dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi pembaca dalam melakukan penelitian berikutnya.
b.      Menambah wawasan kepada pembaca dalam pemahaman kohesi.















HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
Penelitian ini membahas tentang  aspek penyulihan (substitusi) pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011. Pada tinjauan pustaka ini ditunjukkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang relevan.
Dwi Priyatno (2000) dalam skripsinya yang berjudul “Penanda-penanda Kohesi Antarkalimat  dalam Wacana Hukum Bahasa Indonesia (Suatu Tinjauan Struktural)”. Priyatno mendeskripsikan penanda kohesi yang digunakan untuk menandai kepadua dan keselarasan hubungan antarkalimat dalam wacana hukum Indonesia. Penanda kohesi gramatikal yaitu terdiri dari kohesi penunjukan seperti ini, itu, tersebut, berikut. Kohesi penggantian seperti kata ganti ini, itu kata ganti sana, sini, dan situ kata ganti begini, begitu dan demikian. Kohesi pelesapan dan kohesi perangkaian. Adapun penanda kohesi leksikal yang ada dalam bahasa hokum bahasa Indonesia terdiri dari pengulangan dengan pengubahan bentuk dan pengulangan sebagian.
Penelitian Ratna Sari Dewi (2001) yang berjudul “Piranti Kohesi Wacana Iklan kosmetik pada Majalah Femina”. Penelitian ini membahas kohesi pada wacana berdasarkan struktur kalimat pembentuk wacana pada iklan kosmetik pada majalah femina. Dalam penelitian tersebut dibahas masalah penanda kohesi dalam iklan kosmetik yaitu terdiri dari referensi, substitusi, ellipsis, dan konjungsi. Adapun hubungan kohesi leksikal yang ada dalam wacana iklan kosmetik terdiri dari pengulangan, sinonimi, dan hiponimi. Dari ketujuh piranti kohesi yang ada, yang paling dominan adalah pengulangan sebagian penggantian, sinonimi, dan hiponimi, secara tidak langsung penelitian ini mendasari penelitian yang peneliti lakukan. Namun dengan kajian mikrostruktural dalam rubrik opini surat kabar harian Solopos aspek substitusi.
Sri Handinah (1997) dalam skripsinya yang berjudul “kekohesifan kalimat-kalimat dalam wacana Berita Daerah (Kajian Linguistik Struktural)”. Menjelaskan perilaku-perilaku kohesi dalam membentuk kepaduan dan keselarasan antarkalimat dalam wacana berita daerah penelitian ini peneliti lakukan hampir sama dengan penelitia ini, namun penelitian ini lebih memfokuskan alat kohesi yang ditemukan dalam wacana berita daerah.
Penelitian lain dilakukan oleh Zami Sumiati (2004) dalam skripsinya yang berjudul “Penanda Kohesi Gramatikal pada Surat Pernyataan dalam Rubrik Konsultasi Tabloid Nyata”. Dalam penelitiannya dari tiga objek kajian Zami menentukan kohesi gramatikal jenis referensi, terdapat pada semua objek tersebut, kohesi gramatikal substitusi ditemukan ini, itu, hal ini, hal itu, sana, dan begini. Sementara kohesi gramatikal jenis konjungsi ditemukan sebab akibat, pertentangan, pilihan, harapan, contoh, dan waktu. Penelitian yang dilakukan Zami dan peneliti sama-sama meneliti penanda kohesi gramatikal, hanya objek yang dikaji yang berbeda.
Hery Setiawan dalam skripsinya yang berjudul “Kohesi Ujaran pada Syair Sandi Cap Jie Kie di Pabelan Kartasura”. Menitik beratkan pada kadar kekohesifannya rendah dan sedang, karena ada yang berhubungan dan ada yang pula yang tidak berhubungan. Berarti antara judul dan kalimat banyak yang sesuai namun ada juga yang salah, hal ini disebabkan pembuatan syair sandi secara tepat dan mengandung makna yang dalam. Sehingga kekohesifan atau hubungan dengan syair atau kalimat yang lain tidak diperhatikan. Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu penelitian pada alat kohesi pada tubuh teks, hanya saja peneliti memfokuskan pada jenis penanda hubungan substitusi saja.










METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan pengetahuan berbagai metode atau cara yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data yang efektif dan untuk menganalisis data (Sudaryanto, 1993: 9).

A.      Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini berupa kata atau kalimat penanda hubungan elipsis (pelesapan) pada rubrik Opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.
Sumber data merupakan tempat ditemukannya data-data yang diteliti. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini mempunyai sumber yang jelas dan pasti. Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data tertulis yang terdapat pada rubrik Opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.

B.       Objek Penelitian
Objek adalah apa yang menjadi pengkajian suatu penelitian. Objek dalam penelitian ini berupa pemakaian bahasa pada rubrik Opini pada surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011. Hal yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah penanda hubungan elipsis (pelesapan) pada rubrik Opini surat kabar harian Solopos edisi kamis, 17 Maret 2011.

C.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang penting dalam suatu penelitian. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang dipergunnakan dalam penelitian ini adalah teknik simak. Teknik simak adalah penyadiaan data yang dilakukan dengan cara menyimak data penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993: 133). Dalam hal ini yang disimak adalah aspek elipsis (pelesapan) pada rubrik Opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.
Teknik simak bebas libat cakap adalah penulis sebagai pemerhati calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa pembahasan yang berada di luar dirinya. Adapun teknik cakap merupakan teknik penyediaan data yang dilakukan dengan jalan pencatatan pada kartu data (Sudaryanto, 1993: 133). Setelah data terkumpul, maka tahapan berikutnya adalah klasifikasi kata pengumpulan data yang terdapat penanda hubungan elipsis pada rubrik Opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011. Dalam klasifikasi tersebut dilakukan guna mempermudah penulis dalam menganalisis data.
Cara kerja pengumpulan data adalah penulis membaca dan mencatat Opini pada surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 sesuai dengan pokok permasalahan, kemudian menyeleksi Opini pada surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 tersebut yang mengandung penanda hubungan elipsis (pelesapan).

D.      Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, peneliti selanjutnya melakukan analisis data. Data yang terkumpul dianalisis dengan metode padan.
Metode padan adalah metode yang alat penentunya diluar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto,  1993: 13).
Adapun teknik yang digunakan dalam analisis data bentuk penanda hubungan elipsis pada rubrik Opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011, digunakan teknik referensial dan teknik pragmatik. Teknik referensial adalah teknik dengan daya pilah referen kalimat. Referen kalimat adalah peristiwa atau kejadian dengan melibatkan berbagai unsur atau tokoh yang memiliki peranan penting didalamnya (Sudaryanto, 1993: 25). Teknik pragmatik digunakan untuk menganalisis nilai-nilai rasa yang terkandung dalam pemakaian penanda hubungan elipsis.


E.       Teknik Penyajian Hasil Analisis Data
Metode penyajian hasil analisis data merupakan upaya peneliti menampilkan wujud laporan tertulis tentang apa yang telah dihasilkan dari kerja analisis, khususnya kaidan (sudaryanto, 1993: 7). Pada penelitian ini metode penyajian hasil analisis data menggunakan metode informal. Metode informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145).

























HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pembatasan masalah penelitian yang dilakukan, hasil penelitian disajikan mengenai penanda hubungan substitusi yang terdapat pada wacana rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis 17 Maret 2011. Subtitusi atau penyulihan adalah salah satu jenis kohesi gramatikal yang berupa penggantian satuan lingual ttertentu dengan satuan lingual yang lain dalam wacana untuk mendapatkan unsur pembeda. Berikut ini akan dibahas penanda hubungan substitusi pada rubrik opini surat kabar haria Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011.
Penanda hubungan substitusi yang terdapat pada wacana rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 meliputi substitusi nominal, verbal, frasal, dan klausal:
Untuk memudahkan dalam melakukan analisis data terkait dengan substitusi atau penyuluhan maka akan dihadirkan tabel sebagai berikut:
Tabel data penelitian
no
Judul Rubrik Opini dalam Surat Kabar
Aspek penyulihan
Data
Nomina
verba
Frasa
klausal
1
Urgensi Edukasi Limbah B3
1
-
2
3
1)      Limbah batu bara yang dibuang di pekarangan kosong. Masyarakat tinggal di kawasan itu.
2)      Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.
3)      Mereka khawatir limbah itu tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun. Selama ini masyarakat kekurangan informasi tentang seluk-beluk B3.
4)      Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.
5)      Ada baiknya pihak yang memanfaatkan limbah itu menjelaskan secara transparan kepada pemerintah daerah dan masyarakat tentang pengelolaan B3 yang termasuk dalam klasifikasi tidak beracun. Hal itu agar diketahui secara jelas dan gambling tentang permasalahan B3.
6)      Bila bahan-bahan tersebut dihasilkan oleh kegiatan industri misalnya pabrik, akan mendapatkan sorotan tajam walaupun kosentrasi rendah sebab sebelum dibuang, limbah limbah tersebut mengalami treatment lebih dahulu. Dengan demikian, limbah itu tidak akan mencemari lingkungan.


a.      Subtitusi Nominal
Substitusi nominal adalah penggantian satuan lingual yang berkategori nomina (kata benda) dengan satuuan lingual lain yang juga berkategori kata benda, Sumarlam (2008: 28). Data dapat ditemukan pada tabel berikut:
Judul Rubrik Opini
Aspek Penyulihan Nomina
Data
Urgensi Edukasi Limbah B3
1.Pekarangan         kawasan
Limbah batu bara yang dibuang di pekarangan kosong. Masyarakat tinggal di kawasan itu.


Pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 ditemukan substitusi nomina yaitu:
1.      Limbah batu bara yang dibuang di pekarangan kosong. Masyarakat tinggal di kawasan itu. Kata  pekarangan dalam kalimat tersebut yang disubstitusi dengan kawasan ditemukan pada paragraf pertama.

b.      Substitusi verbal
Substitusi verbal adalah penggantian satuan lingual yang berkategori verba (kata kerja) dengan satuan lingual lainnya yang juga berkategori verba Sumarlam (2008: 29). Pada rubrik opini surat kabar harian Solopos tidak ditemukan adanya substitusi verbal.

c.       Substitusi Frasal
Substitusi frasal merupakan penggantian satuan lingual tertentu yang berupa kata atau frasa dengan satuan lingual lainnya yang berupa frasa, Sumarlam (2008: 29). Pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 ditemukan beberapa substitusi frasal yaitu:

Judul Rubrik Opini
Aspek Penyulihan Nomina
Data
Urgensi Edukasi Limbah B3
2.warga macanan  
       Mereka





3.bahan berbahaya dan beracun                B3




Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.

Mereka khawatir limbah itu tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun. Selama ini masyarakat kekurangan informasi tentang seluk-beluk B3.


2.       Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberapa pekan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.
3.       Mereka khawatir limbah itu tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun. Selama ini masyarakat kekurangan informasi tentang seluk-beluk B3.
Tampak pada data (2) diatas, kata warga Macanan pada kalimat pertama disubstitusikan dengan kata mereka pada kalimat kedua. Sedangkan pada data (3) frasa bahan berbahaya dan beracu disubstitusi dengan B3. Kedua data tersebut, baik data (2) maupun data (3) karena satuan lingual yang berkategori frasa itu digantikan dengan satuan lingual lain yang juga berkategori frasal maka kedua data tersebut termasuk kategori substitusi frasal.


d.      Substitusi klausal
Substitusi klausal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa klausal atau kalimat dengan satuan lingual lainnya berupa kata atau frasa, Sumarlam (2008: 30). Pada rubrik opini surat kabar harian Solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 ditemukan beberapa substitusi yang termasuk substitusi klausal yaitu:
Judul Rubrik Opini
Aspek Penyulihan Nomina
Data
Urgensi Edukasi Limbah B3
4.limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosong di kawasan itu                                    
                Limbah itu



5.pihak yang memanfaatkan limbah itu menjelaskan secara transparan kepada pemerintah daerah dan masyarakat
               Hal itu


6.limbah limbah tersebut mengalami treatment lebih dahulu 
                   Dengan demikian

Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun..

Ada baiknya pihak yang memanfaatkan limbah itu menjelaskan secara transparan kepada pemerintah daerah dan masyarakat tentang pengelolaan B3 yang termasuk dalam klasifikasi tidak beracun. Hal itu agar diketahui secara jelas dan gambling tentang permasalahan B3.
Bila bahan-bahan tersebut dihasilkan oleh kegiatan industri misalnya pabrik, akan mendapatkan sorotan tajam walaupun kosentrasi rendah sebab sebelum dibuang, limbah limbah tersebut mengalami treatment lebih dahulu. Dengan demikian, limbah itu tidak akan mencemari lingkungan.

4.      Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.
Pada data  (4) diatas, terdapat subtitusi klausal yaitu pada Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu kalimat pertama berupa satuan lingual klausal atau kalimat itu disubstitusikan dengan kalimat kedua Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun yang berupa limbah itu, atau sebaliknya. Kata limbah itu pada kalimat kedua menggantikan klausal pada kalimat pertama.
5.      Ada baiknya pihak yang memanfaatkan limbah itu menjelaskan secara transparan kepada pemerintah daerah dan masyarakat tentang pengelolaan B3 yang termasuk dalam klasifikasi tidak beracun. Hal itu agar diketahui secara jelas dan gambling tentang permasalahan B3.
Pada data (5) diatas, terdapat subtitusi klausal, yaitu Ada baiknya pihak yang memanfaatkan limbah itu menjelaskan secara transparan kepada pemerintah daerah dan masyarakat tentang pengelolaan B3 yang termasuk dalam klasifikasi tidak beracun,  pada kalimat pertama yang berupa satuan lingual kalimat itu disubstitusikan dengan kalimat kedua yaitu Hal itu agar diketahui secara jelas dan gambling tentang permasalahan B3.
6.      Bila bahan-bahan tersebut dihasilkan oleh kegiatan industri misalnya pabrik, akan mendapatkan sorotan tajam walaupun kosentrasi rendah sebab sebelum dibuang, limbah limbah tersebut mengalami treatment lebih dahulu. Dengan demikian, limbah itu tidak akan mencemari lingkungan.
Pada data (6) juga terdapat substitusi klausal yaitu pada kalimat pertama yaitu Bila bahan-bahan tersebut dihasilkan oleh kegiatan industri misalnya pabrik, akan mendapatkan sorotan tajam walaupun kosentrasi rendah sebab sebelum dibuang, limbah limbah tersebut mengalami treatment lebih dahulu yang disubstitusi dengan kalimat kedua yaitu Dengan demikian.  Kata dengan demikian dapat menggantikan klausa pada kalimat pertama atau sebaliknya.
Setelah kita cermati, dari data-data yang terdapat unsur-unsur kohesi gramatikal melalui penyulihan atau subsitusi, baik substitusi nominal, verbal, frasal, dan klausal, maka substitusi tersebut selain mendukung kepaduanjuga mempunyai fungsi lain yang sangat penting. Dalam hal ini, penggantian satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana itu berfungsi untuk (1) menghasilkan variasi bentuk, (2) menciptakan dinamisasi narasi, (3) menghilangkan kemonotonan, dan (4) memperoleh unsur pembeda.




















SIMPULAN
Berdasarkan uraian di pembahasan diatas, mengenai aspek penyulihan pada rubrik opini surat kabar harian solopos edisi Kamis, 17 Maret 2011 dapat disimpulkan bahwa aspek penyulihan atau substitusi yang mendominasi yaitu substitusi klausal yaitu sebanyak tiga data, sedangkan substitusi frasal hanya dua data, substitusi nominal satu data, dan substitusi verba tidak ditemukan pada analisis.
   

DAFTAR PUSTAKA
Dayadi, Anton. 2008. “Penanda Kohesi Substitusi Pada Wacana Kolom Jatidiri Jawa Pos Edis Bulan Januari 2008”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Dewi, Ratna Sari. 2001. “Piranti Kohesi Iklan Kosmetik Pada Majalah Femina 1999”. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.
Handinah, Siwi. 1997. “Kekohesifan Kalimat-kalimat dalam Wacaa Berita Daerah (Kajian Linguistik Struktural)”. Skripsi: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Priyatno, Dwi. 2000. “ Penanda-penanda Kohesi Antarkalimat dalam Wacana Hukum Bahasa Indonesia (Tinjauan Struktural). Skiripsi: Universitas Sebelas Maret.
Setiawan, Hery. 2004. “kohesi Ujaran pada Syair Sandi Cap Jie Kie di Pabelan Kartasura”. Skripsi. UNS
Sumarlam. 2008. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Surakarta: Pustaka Cakra.
Sumiati, Zami. 2004. “Penanda Kohesi Gramatikal pada Surat Pernyataa dalam Rubrik Konsultasi Psikologi Tabloid Nyata”. Skripsi. UMS.












 LAMPIRAN








 

Tabel Data Penelitian
no
Judul Rubrik Opini dalam Surat Kabar
Aspek penyulihan
Data
Nomina
verba
frasa
klausal
1
Urgensi edukasi limbah B3
1
-











2
3
1)      Limbah batu bara yang dibuang di pekarangan kosong. Masyarakat tinggal di kawasan itu.
2)      Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.
3)      Mereka khawatir limbah itu tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun. Selama ini masyarakat kekurangan informasi tentang seluk-beluk B3.
4)      Warga Macanan, Kertonatan Sukoharjo dalam beberap pecan terakhir mengkhawatirkan limbah batu bara yang dibuang di pekarangan yang kosang di kawasan itu. Mereka khawatir limbah itu tergolong bahan berbahaya dan beracun.
5)      Ada baiknya pihak yang memanfaatkan limbah itu menjelaskan secara transparan kepada pemerintah daerah dan masyarakat tentang pengelolaan B3 yang termasuk dalam klasifikasi tidak beracun. Hal itu agar diketahui secara jelas dan gambling tentang permasalahan B3.
6)      Bila bahan-bahan tersebut dihasilkan oleh kegiatan industri misalnya pabrik, akan mendapatkan sorotan tajam walaupun kosentrasi rendah sebab sebelum dibuang, limbah limbah tersebut mengalami treatment lebih dahulu. Dengan demikian, limbah itu tidak akan mencemari lingkungan.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar